Konferensi PGRI tingkat kota/kabupaten adalah sebuah realitas demokratisasi yang menguji dinamika internal anggota PGRI. Apakah organisasi PGRI adalah organisasi dinamis, terbuka dan modern ataukah organisasi status quo? Dinamika organisasi dalam setiap konferensi lima tahun sekali diantaranya bertujuan untuk menentukan kepemimpinan yang baru agar organisasi terkelola lebih baik. Konferensi sangat seksi dan penuh “ikhtiar” dari semua pihak yang berkepentingan. Ini sebuah dinamika yang menjelaskan hidupnya organisasi. Bila organisasi hanya ada calon tunggal atau calon boneka, tanpa kompetisi sehat di internal maka organisasi PGRI dapat dipersepsi sebagai organisasi yang mati.
PGRI bukan milik walikota, bukan milik kepala dinas pendidikan dan pihak-pihak diluar guru. PGRI adalah milik anggota yakni para guru yang telah mendirikan organiasi ini sejak tahun 1912. Para walikota/bupati dan para kepala dinas pendidikan adalah dewan penasehat. Dewan penasehat adalah komunitas yang memiliki kedudukan tinggi dalam organisasi PGRI. Namun, tidak menjadi penentu apalagi menjadi perekayasa suksesi pengurus PGRI setiap lima tahun. Dewan penasehat adalah “dewa” bijak yang harus dan wajib melihat dinamika dan aspirasi rumput (anggota) sebagai modal memberi nasehat. Dewan penasehat yang bijak akan melihat trend rumput (anggota) dibanding melihat hal lainnya atau gejala yang berbau status quo.
Guru adalah komunitas merdeka sebelum negeri ini dimerdekaan pada 17 Agustus 1945. Negeri ini hadir terlambat dibanding organisasi para guru. Guru dalam sejarahnya jauh lebih dahulu membentuk organisasi dibanding organisasi pemerintahan yang bernama NKRI. Konferensi PGRI di setiap kota/kabupaten, sebaiknya semua guru memiliki semangat yang sama dalam membangun organisasi PGRI lebih dinamis. PGRI adalah rumah bersama yang harus dipimpin oleh ketua hasil pilihan rumput (anggota) bukan hasil polarisasi pihak-pihak tertentu yang akan menggiring organisasi jadi milik orang-orang tertentu.
PGRI akan menjadi daulat elite bila anggotanya (mayoritas) hanya sekumpulan guru yang tak kuasa memberi kritik, aspirasi atau hanya taat pada “petuah” orang-orang tertentu yang cenderung menutup ruang dialogis. PGRI akan menjadi daulat elite bila kebijakan pengelolaannya dominan milik orang-orang tertentu. Padahal dalam AD/ART BAB V kedaulatan organisasi ada pada anggota dan kongres. Bila anggota organisasi tidak berdaulat dan peranannya terpinggirkan oleh sekelompok anggota tertentu maka ruh kedaulatannya akan mandul. Bila PGRI tidak berdaulat dan mandul maka marwahnya akan meredup.
PGRI akan menjadi daulat rumput bila anggotanya memiliki kemampuan untuk bersatu padu dalam membenahi organisasi dengan menghimpun semua potensi yang ada. Dimulai dari personalitas guru anggota, soliditas di ranting, berdaulat di pengurus cabang (PC) dan kuat di tingkat kota. Guru-guru hebat sebaiknya masuk di organisasi PGRI sehingga kaderisasi dan manajemen organisasi akan jauh lebih hidup. PGRI harus menjadi “gerbong” terpercaya, dinamis, kuat dan bermartabat sesuai visinya dalam bab VI AD/ART. Kekuatan sebuah organisasi bisa terlahir karena semua anggotanya memiliki potensi berorganisasi dan memiliki semangat belajar kolektif yang tinggi. Semua anggota sebenarnya memiliki beragam kemampuan yang dapat didedikasikan pada organisasinya. Tinggal sejauhmana manajemen dan kultur organisasi memberi stimulus atau ruang pada anggota yang memiliki beragam potensi.
Organisasi modern cenderung tidak bergantung mutlak pada pimpinan semata karena sistem yang dibangun oleh organisasi berjalan baik. Organisasi yang hebat dapat tumbuh berkembang walau pemimpinnya tak dapat hadir setiap hari. Siapapun pemimpinnya bila sistem dan kultur organisasinya sudah mapan tidak terlalu berpengaruh secara absolut. Pergantian pimpinan dalam organisasi adalah biasa maka yang harus luar biasa adalah kedaulatan rumput (anggota) yang memiliki beragam keberanian, kompetensi, loyalitas dan dedikasi pada pembelaan kaum guru. Pemimpin boneka hasil konspirasi daulat elit harus dihindari, sebaliknya pemimpin hasil pilihan rumput (anggota) harus ditumbuhkembangkan. Karena, boneka rumput akan lebih transformasional dibanding boneka status quo yang dimungkinkan lebih transaksional.
Oleh : Dudung Koswara, M.Pd
(Ketua PGRI Kota Sukabumi)
PGRI Daulat Elite Atau Daulat Rumput?
Written By Amin Herwansyah on Minggu, 18 Januari 2015 | 21.09
Baca juga artikel di bawah ini
Jika Anda menyukai artikel di atas silahkan klik di sini, atau berlangganan gratis artikel terbaru, ketik e-mail Anda di bawah ini.
Online Casino Malaysia - Keraton Casino
BalasHapusOnline 온카지노 Casino Malaysia. Get online casino Malaysia septcasino free spins and bonuses. Join. Signup now for free, 메리트카지노총판 we will help you win real money